Selasa, 12 Januari 2010

Pemikiran Ibnu Khaldun Mengenai Pendidikan Islam

Pemikiran Ibnu Khaldun Mengenai Pendidikan Islam
Ibnu khaldun merupakan salah satu tokoh dalam pendidikan Islam. Ibnu Khaldun kita kenal sebagai tokoh sosiologi pendidikan. Beliau dilahirkan di sebuah kota kecil di Pakistan pada tanggal 17 Mei 1332. Pendidikan pertamanya ia peroleh dari ayahnya sendiri. Kemudian melanjutkan pencarian ilmunya dengan berguru pada alim ulama, dan pergi ke sekolah-sekolah lanjutan.
Pemikiran Ibnu Khaldun dalam hal pendidikan ia tuangkan dalam karya monumentalnya yang dikenal dengan sebutan Muqaddimah. Sebagai seorang filsuf muslim pemikirannya memanglah sangat rasional dan berpegang teguh pada logika. Corak ini menjadi pijakan dasar baginya dalam membangun konsep-konsep pendidikan.
Hal ini dapat kita lihat dalam konsep-konsepnya mengenai beberapa komponen pendidikan. Seperti konsep tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, peserta didik dan pendidik, serta metode mengajar.
Mengenai konsep tujuan pendidikan memang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Muqaddimahnya, akan tetapi dari uraiannya kita dapat memberikan kesimpulan terhadap arah tujuan pendidikan yang diingkannya. Menurutnya paling tidak ada tiga tujuan yang hendak dicapai oleh penddikan Islam, yaitu peningkatan kecerdasan dan kemampuan berpikir, peningkatan segi kemasyarakatan manusia, peningkatan segi kerohanian manusia. Sehingga diharapkan pendidikan Islam mampu menciptakan manusia yang siap menghadapi berbagai fenomena social yang ada disekitarnya.
Kurikulum pendidikan yang diajarkan kepada peserta didik dalam pemikiran Ibnu Khaldun meliputi tiga hal, yaitu: pertama, kurikulum sebagai alat bantu pemahaman (ilmu bahasa, ilmu nahwu, balagah dan syair). Kedua, kurikulum sekunder yaitu matakuliah untuk mendukung memahami Islam (seperti logika, fisika, metafisika, dan matematika). Ketiga kurikulum primer yaitu inti ajaran Islam (ilmu Fiqh, Hadist, Tafsir, dan sebagainya).
Pendidik dalam pandangan Ibnu Khaldun haruslah orang yang berpengetahuan luas, dan mempunyai kepribadian yang baik. Karena pendidik selain sebagai pengajar di dalam kelas, pendidik juga harus bisa menjadi contoh atau suri tauladan bagi peserta didiknya. Sedangkan konsepnya mengenai peserta didik, bahwa peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki potensi. Maka dari itu peserta didik membutuhkan bimbingan orang dewasa untuk mengembangkan potensi ke arah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar